Selasa, 16 Juni 2015

Sungguh.. Kau LUPA?

Aku sedang mencarimu, hanya ingin mengucapkan 'terima kasih'

Jangan seperti angin yang hanya semilir berhembus lalu hilang, sebelum kau pergi bawalah ucapan 'terima kasih' ku masuk ke dalam kehidupan barumu.
kau jangan salah sangka, apalagi sampai berfikir anganku berada di sampingmu lagi. Tuhan juga tahu, sudah tak ada tempat lagi untuk kau berdiam di hatiku. Ruangan itu sudah ku isi dengan pemandangan baru.
Aku hanya tak ingin meninggalkan hutang padamu, tak sampai hati jika nantinya ku temui kau jatuh miskin dan bergelar karpet tipis di halaman rumahku. Jadi sudah sepantasnya ku lunasi

Aaah, bukankah kau juga berhutang padaku?? kau bilang akan mencicilnya separuh, tapi sampai hari ini aku tak menerimanya.
Kau masih tak tahu apa hutangmu?? Ya Tuhan, apa harus aku mengingatkanya lagi, setidaknya adalah dalam ruang kosong pikirmu mengingat hal itu.
Ingin rasanya menggugat 'maaf' dan merenggutnya dari hidupmu, sehingga kau lupa bagaimana caranya menyakiti. 
Tapi, ku pikir lagi... Cukup Tuhan saja yang akan bergerak. saat itu, maaf karena aku yang tak bisa melerai.

Kau bisa saja menangis dan merutuki diri, atau menyumbat luka dengan kain lusuh 'satu-satu'-nya milikmu,agar darah yang keluar tak sampai membuatmu mati.
Sungguh... aku tak bisa menolongmu (lagi), Maka, janganlah terlihat menyedihkan.
Bagaimana?? apa cukup mengerikan untuk saat ini??

Rabu, 10 Juni 2015

Beruntungnya wanita itu

Aku menemuimu di subuh ini, subuh yang bagiku sangat dingin dan ngilu
memanjatkan doa terbaik kepada si-empunya bumi, mungkin saja Dia berbaik hati menukar takdir.
tak mengapa kan, jika wanita yang sudah kau temani selama 3 tahun pada akhirnya pergi? apa kau akan sangat terluka?bagaimana jika kau dapat pengganti seperti aku?
Hahaha sepertinya cukup menyenangkan berimajinasi tentangmu.
kau tak perlu marah, aku hanya sedikit becanda untuk menghibur hati yang belakangan ini terasa mulai sumpek dengan berbagai macam pertanyaan.... yang sebenarnya tidak perlu ku jawab.

Apa kau tahu, belakangan ini kau selalu saja muncul di hadapanku, menyapa dengan senyum hangatmu, mengajakku berbicara banyak hal.
namun aku tak cukup bernyali menatap matamu lama, ku tundukkan pandanganku atau aku pura-pura sibuk dengan pekerjaanku. Tapi semakin hari, tema pembicaraan kita semakin bertambah.
Aku yang tadinya hanya menjawab sepatah dua kata, sekarang menjadi lebih ceriwis menambah kosa kata.

Beruntungnya wanita itu....
bisa mencintaimu dan kau-pun mencintainya.
aaahhh tapi Tuhan tak akan membiarkanku seperti ini terus :)