Selasa, 11 Agustus 2015

(Diam-ku) Aku Terluka


Diam-diam aku selalu merutuki diriku sendiri karena terus mengikutimu.
langkahmu yang begitu cepat dan angkuh seakan tak mampu ku kejar
saat mulai lelah, aku berhenti sebentar namun sekejap mata kau sudah begitu jauh.
Kau ini manusia macam apa heh?? aku hanya takut kau tersandung saat aku alpa mengikutimu.
Ku panggil namamu berulang kali sampai serak tenggorokanku, dan kau lupa aku tlah tertinggal jauh.
Naas-nya aku tak pernah tahu bahwa kau sama sekali tak tertarik untuk menunggu
bagimu itu pekerjaan yang menjemukan.

Mengapa setiap kali merindumu pekat sekali hariku, pait lidahku dan sesak kerak hatiku.
kau mengujiku dengan terus memaksa untuk mengikutimu, bahkan sampai jatuh tersungkur pilu.
Bagaimana bisa kau tak paham perihnya sayatan rindu,
bukankah sering ku katakan padamu (dalam diamku) bahwa aku terluka.
Mengertilah... sedikit saja, jadilah sedikit lunak untuk sekedar menggenggam jariku. 

Kali ini ku katakan pada luka agar segera sembuh
ku katakan pada rindu agar segera luruh
karena (dalam diamku) aku Merindukanmu.
Rindu yang susah sekali di ajak kompromi, hingga meluluh lantahkan benteng perasaan
Aku takut.... akal sehatku tak punya daya tampung lagi, aku takut hatiku yang lembek ini-pun tak kuasa menfilter 'kotoran'nya.

Aku tahu... dan Hatiku juga tahu...
(Diamku) aku terluka hebat.

2 komentar: