Minggu, 28 September 2014

Janji_janji

Rasa rindu itu layaknya hujan, tetap luruh meski kau telah di buat basah olehnya, ia tetap tak peduli.
bahkan menggigilmu saja seperti tiada arti, Ia tetap menerjang hingga tumpah ruah menggenangi bumi.
dan saat jeda itu datang, hanya kata tanpa makna yang mungkin bisa kau sampaikan.
kemudian pusaran rindu itu semakin menggila hingga semacam spiral tanpa ujung.
apa kau tahu bagaimana rasanya masuk dalam kumparan rindu?

gerimis kenangan menjadi saksi atas janji yang tertulis dalam kanvas
menceritakan segenap perasaan yang pernah Tuhan titipkan.
dan dunia seakan tunduk menghamba.
menyaksikan dua anak manusia, berikrar dalam "bayang Altar" atas nama cinta.
Tidak kah kau merasa itu hanya mimpi cinderella.

lantas, kemana sekarang janji itu?
akankah kau mencari hingga dunia berhenti berputar?
atau kau membiarkan saja pergi tanpa ucapan "selamat tinggal"?
mungkin janji itu telah lenyap seiring deraian ombak masa silam yang kian terhapuskan.

lantas, siapa pula pemilik janji itu?
dan kemana pemilik janji itu pergi?
bisakah kau mengumpulkan kembali serpihan janji itu dan mengembalikan pada pemiliknya.

tak perlu menangis untuk itu, kau tak pernah kalah
bahkan, jika 50 pedang sekaligus menghunusmu, kau tetap ksatria.
ingat, mungkin kau bisa berbahagia sepanjang tahun,
namun seandainya satu hari saja kau terluka, seringkali luka itulah yang lekat dalam ingatan.
dan kau tak perlu sibuk mengobatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar