Kamis, 16 Oktober 2014

Cinta yang Jatuh

Sebentar....
aku seperti susah bernafas, ini bukan ruang hampa udara kan??
baru saja aku menjemput khayalan, tapi namamu sudah di bersihkan oleh kain pel. kinclong, bersih dan tak bersisa.
di sini, tepat di ulu hati. Rasanya seperti infeksi lambungku kembali mengamuk, sakit sekali. Dan aku menangis. Hei ini sesak sekali, jantungku sepertinya mau bocor.

Kamu... tokoh pangeran dalam dongeng yang selalu ku baca sebelum tidur, aku khayalkan bersamaan dengan lengkungan senyum centil. Duniamu berbeda dengan duniaku, itulah mengapa sampai detik ini aku hanya mampu merapal namamu sejengkal di depan jidatku, tak ada keberanian meresapinya terlalu dalam.
barangkali ini sebuah cinta yang belum tersampaikan? utuh dan bulat seperti bulan purnama. Lalu apa yang harus aku lakukan pada bulan itu? melihatnya dalam-dalam sampai mataku lelah, meresapinya hingga basah pipi karena air mata. Sedang menggapainya rasanya tidak mungkin.

aku mulai menghitung kata demi kata yang pernah ku tulis khusus buatmu, ada sekitar seribu enam ratus tujuh puluh tiga kata. Dan sebanyak itu juga aku mengagumimu. namun sekarang menggumpal di penuhi sesak.
Kata orang, jatuh cinta itu indah? Ah bagiku ini cinta yang jatuh, sama kah? tidak..tidak, jelas tidak sama.
kau tahu, jatuh cinta kepadamu seperti mengaitkan diri pada ranting pohon yang tipis, aku lupa bahwa pijakanku terlalu tinggi dan genggamanku tidak sempurna. tenagaku seperti terkuras habis hingga keringat sebiji jagung jatuh satu persatu. Pada akhirnya aku terpelanting juga.
kau tak ingin bertanya, apa aku kesakitan? aku jawab saja 'beberapa bagian tubuhku tersayat, tapi tidak apa-apa. sebenarnya tidak sakit, sebelum hujan mengguyur seset kulitku'.

Aku perempuan kuat. Kuat?? lantas kenapa sekarang menangis?
tidak..tidak, aku menangis karena sudah terlampau jujur padamu. Jujur pada perasaan yang sungguh menggelepar ini. seperti inikah mencintai? sama sekali tak terpikir akan serumit ini.
Aku mengigau ya, ma'af jika terlalu lancang, aku hanya ingin jujur melalui tulisan ini. Bahwa aku telah...jatuh cinta, bukan.. tapi cinta ku yang jatuh. tak berkesudahan bagaimana perihnya.

Aku telah salah menjatuhkan cintaku padamu. dan aku gagal menghidangkannya dengan utuh. Tapi bukankah cinta tidak bisa memilih pada siapa ia akan hinggap.
Aku tak punya cara selain berlari. 
apa Kau ada ide, bagaimana mengeluarkanmu dari hatiku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar